Senin, 08 Juni 2009

MATA KULIAH DASAR KESELAMATAN / SAFETY



TUGAS UAS
MATA KULIAH DASAR KESELAMATAN / SAFETY

PJ MK : 1. DADAN ERWANDI, SPsi, Mpsi
2. Yuni, SKM, MKk.


KECELAKAAN KAPAL LAUT, TERBALIKNYA KM. ACITA – 03 PESISIR PANTAI LAKEBA, BAU-BAU, SULAWESI TENGGARA
18 OKTOBER 2007



OLEH :
DORIN MUTOIF ( 0806384084 )


PROGRAM SARJANA
DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
2009




KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan anugrah dan karunianya, sehingga akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas akhir / UAS mata kuliah dasar keselamatan / safety sebagai ujian akhir semester yang berjudul “ KECELAKAAN KAPAL LAUT TERBALIKNYA KM. ACITA – 03 PESISIR PANTAI LAKEBA, BAU-BAU, SULAWESI TENGGARA 18 OKTOBER 2007 “
Dengan rendah hati kami mengakui dan menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir mata kuliah dasar keselamatan / safety ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan masukan sebagai bahan koreksi dan demi kemajuan bersama.
Akhir kata kami berharap semoga tugas akhir mata kuliah dasar keselamatan / safety ini dapat bermanfaat bagi kita semua.




SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME


Saya dengan ini menyatakan bahwa makalah/ /tugas ini dibuat dengan sejujurnya dengan mengikuti kaidah Etika Akademik UI serta menjamin bebas Plagiarisme.
Adapun kutipan didalam makalah ini telah saya sertakan nama pembuatnya / penulisnya dan telah kami masukan kedalam daftar pustaka.

Bila kemudian diketahui saya melanggar Etika Akademik maka saya bersedia dinyatakan tidak lulus/gagal.

Depok, tanggal 8 Juni 2009

Tanda tangan individu :

Nama /NPM Tandatangan

1. Dorin Mutoif / 0806384084 .......................





DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. 1
Pernyataan Bebas Plagiat .............................................................................. 2
Daftar isi ........................................................................................................ 3

1. Pendahuluan
A. Latar Belakang ..................................................................................... 4
B. Data Kapal .......................................................................................... 5

2. Isi
A. Kronologis Kejadian ............................................................................ 7
B. Proses Evakuasi dan Tindakan Penyelamatan ..................................... 8
C. Kerugian Kecelakaan ( Korban dan Kerugian ) .................................... 9
D. Informasi Tambahan ........................................................................... 10
E. Analisis Penyebab ................................................................................ 15
F. Penyebab Langsung dan Tidak Langsung ............................................ 18
G. Tindakan Korektif ( Short Term dan Long Term ) ................................ 20

3. Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................................ 21
B. Rekomendasi ........................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN






KECELAKAAN KAPAL LAUT, TERBALIKNYA KM. ACITA – 03 PESISIR PANTAI LAKEBA,
BAU-BAU, SULAWESI TENGGARA
18 OKTOBER 2007

1. Pendahuluan

A. Latar Belakang
Pada tanggal 19 Oktober 2007, Posko KNKT menerima laporan kecelakaan, terbaliknya KM. Acita – 03 di pesisir pantai lakeba, Bau bau. Pada tanggal 20 Oktober Tim investigasi KNKT dikirim untuk melakukan penelitian penyebab kecelakaan tersebut. Dari hasil investigasi yang dilakukan, kronologis kejadian adalah sebagai berikut : Pada tanggal 18 Oktober 2007, pukul 07.00 WITA, KM. Acita – 03 mulai melakukan persiapan keberangkatan dan beberapa penumpang mulai memasuki kapal. Berdasarkan sailing declaration (Surat pernyataan keberangkatan kapal) yang ditandatangani oleh Nakhoda, KM. Acita – 03 membawa 60 orang penumpang dan muatan barang dengan total berat muatan + 15 ton. Pada pukul 10.00 WITA, Nakhoda datang untuk melakukan persiapan dan pemeriksaan. Pada pukul 10.30 WITA, KM. Acita - 03 bertolak dari Pelabuhan P. Tomia menuju pelabuhan Jembatan Batu, Bau-bau. kondisi cuaca ketika keberangkatan, baik, gelombang rendah, dan jarak pandang normal. Selama perjalanan, kapal dalam kondisi dan kontrol yang baik, dan cuaca dalam kondisi cerah. Tinggi gelombang sedang. Para penumpang yang kebanyakan berada pada geladak kedua dalam kondisi istirahat dan tidak banyak melakukan pergerakan. Pada pukul 20.30 WITA, KM. Acita – 03 memasuki wilayah perairan selat masir. Pada posisi ini KM. Acita – 03 telah menempuh perjalanan sepanjang + 104 nmil dan kurang 4 nmil lagi menuju pelabuhan jembatan batu. Para penumpang yang semula diam, mulai bergerak untuk bersiap turun. Salah seorang penumpang yang berada di geladak kedua memberitahu bahwa dia telah mendapatkan sinyal HP (handphone). Penumpang lainnya kemudian ikut berusaha untuk mendapatkan sinyal HP tersebut dan beranjak dari posisinya masing-masing. Para penumpang yang berusaha mencari sinyal HP tersebut kemudian menumpuk pada bagian kanan kapal. Sesaat kemudian kapal miring ke kanan sampai dengan 90o. Melihat kondisi ini sesaat sebelum kapal terbaring, Nakhoda segera mengambil tindakan menetralkan posisi handle mesin. Para penumpang yang berada di geladak kedua dan atap kapal telah banyak tercebur ke laut. 10 menit berikutnya KM. Acita – 03 telah pada posisi terbalik (180o) dengan lunas menghadap ke atas. Meskipun terdapat baju pelampung, para korban tidak bisa mendapatkannya, dikarenakan waktu kejadian yang sangat cepat. KM. Acita - 03 Terbalik pada tanggal 18 Oktober 2007, pukul 21.00 WITA di koordinat 05o 30,81” LS dan 122o 32,9’ BT (+ 4 mil dari pelabuhan Jembatan Batu, Bau-bau). Kejadian kecelakaan ini segera diketahui oleh kapal-kapal ikan yang berada di sekitar lokasi kejadian dan kapal BASARNAS yang sedang melakukan latihan dan segera melakukan tindakan pertolongan (evakuasi).

B. DATA KAPAL
1. Data Utama Kapal

Nama : KM. ACITA - 03
Call Sign : -
Tanda Selar : GT.38 No. 62/KKH
Tipe : Kargo/Barang
Panjang keseluruhan (Length Over All) : 24.00 m
Panjang Antar Garis Tegak (LBP) : 21.8 m
Lebar keseluruhan (Breadth Moulded) : 4.35 m
Tinggi (Height) : 1.5 m
Lambung timbul (freeboard) : 300 mm
Kecepatan Dinas (Vs) : 7.5 Kt
Isi Kotor (Gross Tonnage) : 38
Tonase bersih (Net Tonnage) : 22
Bahan Dasar Konstruksi : Kayu
Tempat pembuatan (built at) : Nggele, Talliabu

Tahun pembuatan (year of built) : 10 Januari 2003 (Peletakan Lunas)
Kapasitas Muatan (Capacity) :
Penumpang
• Awak kapal (crew) : 11 Orang
• Penumpang duduk (pax) : 30 Orang
Pemilik (Owner) : Perorangan (milik H. La Yobene)
Pelabuhan pendaftaran : Kendari
Operator (managers) : PT. Dharma Ichtiar Indo Lines

2. Data Mesin dan Sistem Propulsi
Mesin Utama (Main Engine)
Tipe : Mesin diesel 4 tak kerja tunggal
Merek/ model : Mitsubishi / 6D16 (Non-Marine Use)
Jumlah : 1 Unit
Daya (EHP) : 160 Hp
Mesin Bantu (Auxiliary Engine)
Tipe : Diesel
Jumlah : 2 Unit
Daya (EHP) : 1000 watt dan 3000 watt
Sistem Propulsi
Jenis Propulsi : Fix Pitch Propeller
Jumlah : 1 Unit

3. Data peralatan komunikasi, navigasi dan peralatan keselamatan
Peralatan Komunikasi dan Navigasi
SSB Transceiver : 1 Unit (Ket. :non-marine use)
GPS : 1 Unit (Furuno)



2. ISI

A. KRONOLOGIS KEJADIAN
Pada tanggal 18 Oktober 2007, pukul 07.00 WITA, KM. Acita – 03 mulai melakukan persiapan keberangkatan dan beberapa penumpang mulai memasuki kapal. Berdasarkan surat ijin berlayar yang dikeluarkan oleh Ka.Sat.Wil.ker Tomia no.: AL.592/30/29/Sy.Bau wilker 07, KM. Acita – 03 mengajukan ijin untuk berangkat pada pukul 08.00 WITA. Tetapi kapal harus menunggu kedatangan Nakhoda dan proses pemuatan yang baru selesai sekitar pukul 10.00 WITA. Berdasarkan sailing declaration (Surat pernyataan keberangkatan kapal) yang ditandatangani oleh Nakhoda, KM. Acita – 03 membawa 60 orang penumpang dan muatan barang dengan total berat muatan + 15 ton.

Pada pukul 10.00 WITA, Nakhoda datang untuk melakukan persiapan dan pemeriksaan. Pada pukul 10.30 WITA, KM. Acita - 03 bertolak dari Pelabuhan P. Tomia menuju pelabuhan Jembatan Batu, Bau-bau. Proses keberangkatan kapal tidak melalui proses pemeriksaan kondisi kapal yang seharusnya dilakukan oleh petugas pelabuhan setempat. Dengan demikian tidak ada data atau keterangan yang didapatkan untuk mengetahui kondisi kapal (Sarat/trim) ketika berangkat. Berdasarkan hasil wawancara dengan para saksi, kondisi cuaca ketika keberangkatan, baik, gelombang rendah, dan jarak pandang normal. Rute yang akan ditempuh oleh KM. Acita – 03 dengan tujuan pelabuhan Bau-bau adalah sejauh + 108 nmil dengan waktu tempuh berkisar antara 8 -10 jam. Selama perjalanan, kapal dalam kondisi dan kontrol yang baik, dan cuaca dalam kondisi cerah. Tinggi gelombang sedang (2,5 – 3 m). Para penumpang yang kebanyakan berada pada geladak kedua dalam kondisi istirahat dan tidak banyak melakukan pergerakan. Pada pukul 21.00 WITA, KM. Acita – 03 memasuki wilayah perairan selat masir. Pada posisi ini KM. Acita – 03 telah menempuh perjalanan sepanjang + 104 nmil dan kurang 4 nmil lagi menuju pelabuhan jembatan batu. Para penumpang yang semula diam, mulai bergerak untuk bersiap turun. Salah seorang penumpang yang berada di geladak kedua berteriak bahwa dia telah mendapatkan sinyal HP (handphone). Penumpang lainnya kemudian ikut berusaha untuk mendapatkan sinyal HP tersebut dan beranjak dari posisinya masing-masing.

Posisi KM. Acita – 03 ketika melewati selat masir adalah berdekatan dengan pantai lakeba yang berada di sebelah kanan kapal. Para penumpang yang berusaha mencari sinyal HP tersebut kemudian menumpuk pada bagian haluan dan sisi kanan kapal, bahkan ada yang naik ke atap kapal. Kondisi ini mengakibatkan kapal miring ke kanan. Melihat kondisi ini, beberapa orang ABK memberikan peringatan kepada para penumpang yang menumpuk di sebelah kanan atas kapal untuk tidak melakukan banyak pergerakan dikarenakan kapal mulai oleng. Namun peringatan tidak dihiraukan oleh penumpang. Sesaat kemudian kapal miring ke kanan sampai dengan 900. Melihat kondisi ini sesaat sebelum kapal terbaring, Nakhoda segera mengambil tindakan menetralkan posisi handle mesin. Para penumpang yang berada di geladak kedua dan atap kapal telah banyak tercebur ke laut. 10 menit berikutnya KM. Acita – 03 telah pada posisi terbalik (1800) dengan lunas menghadap
ke atas. Sebagian penumpang masih terjebak di dalam kapal. pada 10 menit berikutnya, KM. Acita – 03 terbalik lagi pada posisi tegak. Meskipun terdapat baju pelampung, para korban tidak bisa mendapatkannya, dikarenakan waktu kejadian yang sangat cepat.

KM. Acita - 03 Terbalik pada tanggal 18 Oktober 2007, pukul 21.00 WITA di koordinat 05o 30,81” LS dan 122o 32,9’ BT (+ 4 mil dari pelabuhan Jembatan Batu, Bau-bau)

B. PROSES EVAKUASI DAN TINDAKAN PENYELAMATAN
Kejadian kecelakaan ini segera diketahui oleh kapal-kapal ikan yang berada di sekitar lokasi kejadian dan segera melakukan tindakan pertolongan (evakuasi). Pada pukul 23.00 WITA, Tim Evakuasi dan Pencarian (SAR) yang terdiri dari SAR Kendari (yang kebetulan sedang melakukan latihan SAR di wilayah perairan tersebut), SAR Bau-bau, TNI-AL, Kepolisian, dan KPLP mulai melakukan pencarian korban pada bangkai kapal KM. Acita – 03. Untuk mempermudah pencarian korban, tim evakuasi membongkar bagian atap kapal dan kemudian menurunkan tim penyelam memeriksa bagian dalam kapal. Dari hasil penyelaman, didapatkan beberapa korban yang telah meninggal dan kemudian dievakuasi ke RSUD Bau-bau. Proses evakuasi korban ini berlangsung pada keesokan harinya. Pencarian korban juga dilakukan pada wilayah perairan sekitar Selat Masir hingga ke Laut Banda. Pencarian korban dihentikan pada 25 Oktober 2007. sampai pada hari tersebut, korban hilang masih berjumlah 9 orang.

C. KORBAN DAN KERUGIAN
1. Korban Jiwa
Berikut adalah data jumlah korban jiwa berikut keterangan cedera yang diderita. Data paling akhir didapat dari Posko Pengaduan kecelakaan pada tanggal 24 Oktober 2007.

Tabel I-5 Data Korban Jiwa Kecelakaan Terbakarnya KM. Acita - 03

Jenis Cedera ABK Penumpang Total
Fatal/Meninggal 1 30 31
Hilang - 9 9
Serius
Ringan 25 25
None 10 99 109
TOTAL 11 163 174


Berdasarkan data yang didapat dari posko pengaduan kecelakaan KM. Acita – 03, dari total 30 orang Korban meninggal 11 orang laki-laki (4 dewasa dan 7 anak/bayi) dan 19 orang perempuan (15 dewasa dan 4 anak/bayi). Korban meninggal diakibatkan tenggelam.

2. Kerusakan Kapal dan Kerugian Muatan
Dari hasil pemantauan dan pemeriksaan kapal, didapatkan tidak ada kerusakan pada seluruh bagian kapal. Sedangkan untuk kondisi kamar mesin tidak dapat diketahui dikarenakan masih terendam air. Seluruh muatan yang ada dapat dievakuasi.


D. INFORMASI TAMBAHAN
1. Data dan keterangan dari awak kapal dan saksi-saksi lain

• Nakhoda
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
pendidikan terakhir : SKK- 60 Mil
Pengalaman berlayar : Mulai tahun 1986 menjabat sebagai nakhoda (kapal Layar Motor) pelayaran Jakarta, Kalimantan, Bali.

Keterangan :
- Pada tanggal 18 Oktober 2007 pukul 07.30 WITA, kapal KM. Acita - 03 yang posisinya berlabuh di sekitar P. Tomia, melakukan pemuatan penumpang dengan tujuan P. Bau-Bau.
- Penumpang menggunakan sampan dari pantai P. Tomia untuk dapat sampai ke kapal
- Jumlah penumpang 103 orang dewasa, (meskipun kapal tersebut di berikan dispensasi penumpang bermuatan 30 orang (Maksimum). Nakhoda mengajukan dokumen pernyataan keberangkatan kapal. Dalam surat ini dinyatakan bahwa penumpang berjumlah 60 orang.
- Pukul 08.00 WITA Nakhoda mendatangani Surat ijin berlayar (SIB). saat itu petugas SATWILKER tidak ada di tempat, dan diwakili oleh pembantu satwilker.
- Pukul 10.00 WITA, pemuatan telah selesai dilaksanakan dengan rincian : jumlah penumpang 103 orang dewasa (60 orang penumpang tidak bertiket), muatan barang Sepeda motor 9 Unit, Ikan Asin 4 Ton, Rumput Laut 4 karung (@ Per Karung 50 kg), Drum (untuk ballast) 4 Buah (isi air laut @ 250 Kg). Sesudah melakukan pemuatan, nahkoda memerintahkan ABK kapal untuk melakukan persiapan berlayar dimana semua ABK sudah di tempat posisinya masing-masing,
- Ketika hibop jangkar, kapal mengalami oleng/stabilitas kurang baik. Hal ini diakibatkan karena penyusunan muatan yang disebabkan oleh muatan penumpang yang terletak di geladak 1 dan geladak 2, yang dek palka kurang beban muatan, mengakibatkan kapal berat atas.
- Pukul 10.15 WITA nakhoda memerintahkan ABK untuk mengisi 4 buah drum plastik (@ 250 kg) diletakkan dalam palka dan diikat.
- Pukul 11.00 WITA, KM. Acita - 03 berlayar dari P. Tomia Ke P. Bau-bau, dengan keadaan stabil. Cuaca cerah, ombak tenang. Nakhoda sebagai pembawa kapal dari P. Tomia sampai Pelabuhan Bau-Bau tanpa istirahat
- Pelayaran ditempuh 104 Mil dengan waktu 12 jam.
- Nakhoda melakukan kontrol kapal dengan tanpa istirahat, hanya digantikan pada saat akan makan dan ke kamar mandi.

• Komprador
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
pendidikan terakhir : SMP (di P. Tomia)
Pengalaman berlayar : 8 Bulan KM. Acita - 03 P. Bau-Bau ke P. Tomia


Keterangan :
- Pada tanggal 18 Oktober 2007, pukul 07.30 WITA kapal KM. Acita - 03 posisi berlabuh di sekitar P. Tomia,
- Penumpang yang akan naik KM. Acita - 03 dengan tujuan Pelabuhan Bau-Bau, menggunakan sampan dari pantai P. Tomia ke kapal
- Jumlah penumpang 103 orang dewasa. kapal mendapatkan dispensasi penumpang sampai dengan 60 orang dimana ijinnya sampai 30 orang (Maksimum),
- Diperintahkan oleh Nakhoda sebagai penarik tiket penumpang dengan biaya per Orang Rp 60.000,-. Untuk penumpang kurang dari 10 Tahun tidak dikenakan biaya. Selain itu juga diberi kewenangan untuk pengurusan dokumen kapal baik di agen, maupun di pihak syahbandar.
- Saksi melakukan pengawasan muatan sampai pada pukul 10.30 WITA.
- Waktu kejadian, Saksi sedang istirahat di dek 1 (tepatnya di atas kamar mesin sebelah kanan).


Juru Mudi
Umur : 28 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
pendidikan terakhir : SD sampai Kelas 4 (di P. Tomia)
Pengalaman berlayar : 2 Bulan di KM. Acita - 03

Keterangan :
- pada tanggal 18 Oktober 2007, pukul 07.30 WITA kapal KM. Acita - 03 saat itu posisi berlabuh di sekitar P. Tomia, dimana penumpang saat itu juga akan naik KM. Acita - 03 yang bertujuan P. Bau-Bau menggunakan sampan dari pantai P. Tomia ke kapal yang saat itu berpenumpang 103 orang dewasa, meskipun kapal tersebut diberikan dispensasi penumpang bermuatan 30 orang (Maksimum).
- bertugas membantu pengaturan penumpang juga barang muatan kapal, saat kejadian, saksi sedang tidur di dalam palka dan sekalian menjaga muatan bersama salah satu koban ABK yang meninggal dunia. Saksi juga sempat menyelamatkan 2 orang penumpang.

• Kelasi
Umur : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
pendidikan terakhir : SMP (di P. Tomia)
Pengalaman berlayar : 5 Bulan KM. Unomi (Tanjung Pinang - Kijang)

Keterangan :
- Pada tanggal 18 Oktober 2007, pukul 07.30 WITA kapal KM. Acita - 03 posisi berlabuh di sekitar P. Tomia, menggunakan sampan dari pantai P. Tomia ke kapal yang saat itu berpenumpang 103 orang dewasa, meskipun kapal tersebut diberikan dispensasi penumpang bermuatan 30 orang (Maksimum)
- bertugas mengatur muatan juga mengarahkan penumpang kapal di dek 1 dan dek 2.
- Saat kejadian, posisi Saksi di buritan kapal dek 1 lagi istirahat duduk tidak tidur memperhatikan. KM. Acita - 03 berlayar dari P. Tomia ke Pelabuhan Bau-bau, dengan keadaan stabil, cuaca cerah, ombak tenang.
- Saat kejadian, saksi melihat penumpang berteriak minta tolong, memperhatikan kapal saat miring kanan langsung 90o tidak lama kemudian kapal terbalik hingga posisi lunas kapal berada di atas,
- Penumpang tidak sempat mengenakan jaket pelampung, lalu kapal terguling 180o dan kembali lagi dalam keadaan posisi semula,
- keadaan kapal tergenang air sampai dek 1, penumpang dan ABK menyelamatkan diri berteriak minta tolong, tidak lama kemudian ada perahu rakyat menolong para penumpang, juga tim gabungan dari SAR Makassar (saat itu tim SAR melakukan latihan di perairan P. Bau-Bau)
- Evakuasi penumpang ditangani oleh Tim SAR yang terdiri dari SAR Bau-bau, SAR Kendari, TNI-AL, Kepolisian, dan KPLP.


• Penumpang
Umur : 33 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
pendidikan terakhir : Sarjana Agama ( Bahasa Arab )

Keterangan :
- Pada tgl 18 Oktober 2007, pukul 10.00 WITA kapal berangkat dari P. Tomia dengan muatan penumpang sejumlah + 100 orang yang posisi di dek 1 dan dek 2,
- Saksi mengetahui kapal bermuatan 9 unit kendaraan, ikan asin, rumput laut yang dimuat didalam palka, 3 unit kendaraan ada di gang depan sebelah kanan, 1 unit berada di depan dibawah tangga akomodasi.
- Sebelum kejadian, kapal mengalami miring ke kiri, ABK kemudian mengimbangi dengan Drum isi air laut sebanyak 4 buah.
- Kapal berlayar dari P. Tomia Ke Pelabuhan Bau-bau, dengan keadaan stabil, cuaca cerah, ombak tenang.
- Kejadian kira-kira pukul 22.00 WITA, dengan adanya sinyal HP penumpang pada mencari sinyal akan tetapi tidak ada penumpang dek 1 dan dek 2 tidak ada yang naik ke atap kapal, dengan sekejapnya kapal miring kanan lalu terbalik lunas di atas, saat itu mencari tempat untuk menggantungkan celana jeans agar gerakan berenang tidak berat, tidak lama kemudiaan kapal terbalik lagi, dimana posisi kembali awal hanya terisi air laut sampai dek 1, kemudian 2 buah kapal rakyat datang untuk menolong korban tenggelam dan kemudian melakukan pencarian korban lain. Korban selamat lalu dibawa di tepi pantai.

Saran :
- penumpang waktu membeli tiket harus di catat nama lengkap.
- Nakhoda harus ada rasa tanggung jawab.

• Petugas Wilayah kerja Tomia
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
pendidikan terakhir : SMA
Pengalaman Kerja : SATWILKER P. Tomia

Keterangan :
- Petugas tidak ada di tempat. memberikan perintah pada pembantu yang telah 3 tahun menjalankan tugas membantu SATWILKER di P.Tomia sebelumnya. Misalkan mengantar dan meminta dokumen kapal yang keluar masuk pelabuhan P. Tomia.

2. Kondisi Sistem Transportasi

Panjang Rute pelayaran Tomia – Baubau untuk kapal pengangkut penumpang adalah + 108 nmil dengan waktu tempuh 8 – 10 jam. KM. Acita – 03 melayani rute pelayaran untuk angkutan penumpang mulai pada bulan Mei 2006. selain kapal ini, ada 3 kapal lain yang diijinkan mengangkut penumpang untuk rute pelayaran Tomia – Bau bau yaitu : KM. Wisata, KM. Wulandari, KM. Nursabilillah. Tiga kapal tersebut merupakan tipe kapal yang sama dengan KM. Acita – 03.

3. Hasil pemeriksaan kapal dan dokumen
KM. Acita - 03 dibangun pada tahun 2003 dan sesuai dengan surat ukur No.62/KKh yang dikeluarkan oleh Syahbandar Luwuk merupakan kapal jenis kapal barang. Berdasarkan surat dispensasi penumpang No.: PK.653/20/19/Kpl.Bu-07 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelabuhan Bau-bau, KM. Acita – 03 mendapatkan dispensasi untuk memuat penumpang sampai dengan 30 orang (kapasitas maksimum 60 orang). Sesuai sertifikat kesempurnaan dan garis muat sementara no.: PK.650/20/18/Kpl.Bau-07 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelabuhan Bau-bau, KM. Acita - 03 telah melaksanakan docking terakhir pada tanggal 19 s/d 25 Juni 2007 di pantai Tomia, Sulawesi Tenggara. Selain itu, Pemeriksaan nautis/teknis juga telah dilakukan di Bau-bau pada tanggal 25 September 2007. KM. Acita – 03 melayani rute Tomia - Baubau sejak Mei 2006.
Tim investigasi KNKT juga telah melakukan pemeriksaan fisik dan pengukuran ulang terhadap bangkai kapal KM. Acita – 03. Dari hasil pemeriksaan, diketahui tidak ada kerusakan pada konstruksi kapal baik itu konstruksi lambung bawah air, ruang akomodasi, dan anjungan.

E. ALISIS PENYEBAB
1. KONSTRUKSI KAPAL
Dari hasil pemeriksaan konstruksi kapal berikut pengukurannya, diketahui bentuk lambung kapal adalah V-type. Bentuk ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu tahanan kapal lebih kecil sehingga dengan tenaga mesin yang sama akan menghasilkan kecepatan kapal yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bentuk lambung kapal U-type. Kekurangannya bentuk V-type memiliki stabilitas yang buruk. KM. Acita 03 didesain dengan V-type dengan alasan untuk efisiensi bahan
bakar karena penggunaan mesin dengan daya yang rendah, untuk kecepatan kapal yang sama.

Ilustrasi di atas merupakan hasil pengukuran dari kondisi fisik lapangan. Bentuk bangunan atas yang tinggi dapat memberikan periode oleng kapal yang cepat. Semakin tinggi bangunan atas maka titik berat kapal (titik Gravity) akan semakin naik sehingga dapat menurunkan stabilitas kapal. Hal ini dapat diperburuk dengan penempatan muatan di geladak teratas. Dari pengamatan terhadap fasilitas akomodasi kapal, KM Acita 03 dapat memungkinkan adanya penambahan penumpang. Dari pemeriksaan manifes kapal dan pendataan ulang penumpang, diketahui jumlah penumpang yang ada di atas kapal 6 kali lipat dari dispensasi yang diberikan yaitu 30 orang.

2. KONDISI PEMUATAN KAPAL
Seperti yang terlihat pada sketsa pemuatan pada bab sebelumnya (Gambar I-2) , selain mengangkut penumpang, KM. Acita 03 juga membawa beberapa jenis muatan (lihat Tabel I-4). Jika dibandingkan dengan kondisi kapal yang ada, terkesan penempatan muatan dipaksakan karena muatan tercampur dengan fasilitas akomodasi penumpang. Tetapi dari sisi stabilitas kapal penempatan muatan ini tidak menjadi masalah dikarenakan sebagian besar muatan berada di dalam palkah.

Berdasarkan teori Domino menurut W. Heinrich pada tahun 1931 yang mengemukakan bahwa kecelakaan terjadi oleh karena adanya: Tindakan yang tidak aman (unsafe act) dan Kondisi yang tidak aman (unsafe condition). Menurutnya, kecelakaan dapat dicegah dengan menghilang kedua faktor diatas tadi, yaitu meniadakan perilaku tak aman dan meniadakan kondisi tak aman. Atau dengan kata lain dengan cara mengendalikan situasinya (thing problem) dan masalah manusianya (people problem). teori menurut Heinrich terlalu menekankan atau menyalahkan manusianya sebagai penyebab utama (blame the people). Padahal manusia tersebut pada dasarnya tidak ingin mengalami kecelakaan apalagi cedera dan cacat. Dan manusia pada dasarnya bekerja dalam suatu tempat kerja yang merupakan sebuah sub-sistem dan suatu sistem. pandangan yang menekankan faktor manusia (Human Failure) sebagai penyebab kecelakaan bergeser perhatiannya terhadap system. Sehingga berkembang pandangan bahwa kecelakaan terjadi oleh karena adanya kekurangan didalam suatu sistem (System Fault).
Kalo dihubungkan kejadian kecelakaan kapal laut, terbaliknya kapal KM. Acita-03 di peisisr pantai Lakeba, Bau-bau, Sulawesi Tenggara dengan teori domino menurut Heinrich maka kejadian kecelakaan tersebut terjadi karena adanya Tindakan yang tidak aman (unsafe act) dan Kondisi yang tidak aman (unsafe condition). Karena kalo di lihat kronologis kejadiannya maka dapat terlihat bahwa adanya tindakan yang tidak aman oleh penumpang tersebut di dalam kapal, sehingga stabilitas kapal Menurun akibat bergeraknya sejumlah penumpang ke sisi luar kanan kapal sehingga mengakibatkan momen miring kapal semakin besar dan melebihi momen penegak kapal sehingga kapal terbalik. Untuk unsafe condition saya kira tidak ada masalah karena pada saat pemberangkatan cuaca dalam keadaan baik, ombak normal dan untuk angina juga tidak terlalu kencang. Oleh karena itu tindakan yang tidak aman (unsafe act) yang dilakukan oleh para penumpang yang merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan meskipun tidak dipungkiri ada beberapa factor lain atau factor pendukung yang menyebabkan terjadinya kecelakaan seperti yang di kemukakan oleh Birt dan Lotus
Bird dan Loftus mengembangkan konsep kecelakaan atau teori kecelakaan yang tidak jauh berbeda dengan Heinrich. Perbedaannya terletak pada pengertian bahwa perilaku yang tidak aman dan kondisi yang tidak aman merupakan sebagai penyebab langsung (immediate causes) bukan sebagai penyebab dasar (basic causes). Penyebab dasar terjadinya kecelakaan menurut mereka adalah faktor kendali dari manajemen.oleh karena itu faktor dari manajemen yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan. Seperti terlihat dalam kecelakaan terbaliknya kapal KM. Acita-03 di peisisr pantai Lakeba, Bau-bau, Sulawesi Tenggara, selain faktor dari manusianya sendiri maka kecelakaan itu juga di sebabkan oleh kelebihan daya muat oleh kapal yang melebihi ambang batas yang telah di tetapkan. Nah disini andai saja petugas pelabuhan dapat mengawasi dengan ketat adanya kelebihan tersebut maka kejadian kecelakaan tersebut dapat dihindari. Kapal KM. Acita mengangkut jumlah penumpang 103 orang dewasa, (meskipun kapal tersebut di berikan dispensasi penumpang bermuatan 30 orang (Maksimum). Nakhoda mengajukan dokumen pernyataan keberangkatan kapal. Dalam surat ini dinyatakan bahwa penumpang berjumlah 60 orang. Jumlah penumpang yang melebihi batas dispensasi yang disebabkan oleh Lemahnya pengawasan pihak regulator terhadap proses keberangkatan kapal, sehingga menyebabkan jumlah penumpang melebihi dispensasi yang diberikan. Selain itu juga kondisi arus balik lebaran dan terbatasnya sarana transportasi antara P. Tomia- Baubau menyebabkan para penumpang yang akan kembali ke tempat kerja memaksa ikut ke kapal ini. Nah dari sini adanya pengawasan dari petugas pelabuhan/sistem yang lemah sehingga terjadinya kecelakan tersebut juga sangat di pengaruhi oleh sistem dalam manajemen pelabuhan tersebut. Selain itu Kontrol awak kapal terhadap penumpang tidak dapat dilaksanakan, dikarenakan kurangnya kemampuan awak kapal ditinjau dari sertifikat kompetensi yang dimilikinya. Oleh karena itu manajemen di dalam pegawai dari ABK juga kurang bagus.


F. PENYEBAB LANGSUNG ( UTAMA ) DAN TIDAK LANGSUNG ( FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI ) PROSES TERBALIKNYA KAPAL

1. Penyebab Langsung ( Penyebab Utama )
Dari hasil wawancara terhadap para penumpang dan awak kapal diketahui bahwa sesaat sebelum kapal terbalik, para penumpang yang semula diam mulai melakukan pergerakan/aktifitas dikarenakan penumpang mengetahui bahwa kapal akan segera sampai di pelabuhan tujuan. Jika dilihat dari jumlah penumpang yang cukup besar, Pergerakan penumpang ini akan memberikan gangguan pada tingkat stabilitas kapal. dari wawancara diketahui pergerakan utama penumpang adalah ke arah satu sisi kapal yang berhadapan dengan daratan dikarenakan ada informasi bahwa sinyal telepon selular telah bisa ditangkap. Informasi ini yang kemudian memicu penumpang untuk mendapatkan sinyal telepon selular yang lebih kuat dengan bergerak pada sisi kapal sebelah kanan (berhadapan dengan daratan).

Distribusi penumpang pada sisi luar kanan kapal dan atap kapal akan memberikan momen miring yang cukup besar sehingga dapat mengalahkan momen pengembali kapal. Kondisi ini membahayakan dan telah diketahui oleh awak kapal yang kemudian berupaya untuk memperingatkan penumpang untuk kembali ke tempat semula, namun tidak dihiraukan. Dengan bertambahnya jumlah penumpang yang berkumpul di sisi kanan luar dan atap kapal, momen miring kapal akibat distribusi ini akan semakin besar dan sampai pada akhirnya melebihi momen penegak kapal dan kemudian kapal terbalik.

2. Penyebab Tidak Langsung ( Faktor kontribusi )
Terbaliknya KM. Acita 03 ini juga disebabkan karena beberapa factor konstribusi pendukung, antara lain:
a. Jumlah penumpang yang melebihi batas dispensasi yang disebabkan oleh Lemahnya pengawasan oleh pihak regulator terhadap proses keberangkatan kapal, sehingga menyebabkan jumlah penumpang melebihi dispensasi yang diberikan. Kondisi disebabkan karena jauhnya posisi kantor satker pengawas keberangkatan kapal dengan pelabuhan pemberangkatan kapal tersebut. Selain itu juga kondisi arus balik lebaran dan terbatasnya sarana transportasi antara P. Tomia- Baubau menyebabkan para penumpang yang akan kembali ke tempat kerja memaksa ikut ke kapal ini.
b. Kontrol awak kapal terhadap penumpang tidak dapat dilaksanakan, dikarenakan kurangnya kemampuan awak kapal ditinjau dari sertifikat kompetensi yang dimilikinya.
c. Kurangnya disiplin dan pengetahuan penumpang terhadap sistem keselamatan di atas kapal sehingga menyebabkan bergeraknya sebagian penumpang ke salah satu sisi kapal.
d. Jika dilihat dari sisi komersial, daya beli masyarakat di wilayah tersebut masih sangat rendah. Sehingga apabila diwilayah tersebut di operasikan kapal yang tingkat pelayanan dan keselamatannya memadai maka tidak akan mampu untuk menggunakannya. Adanya lonjakan permintaan jasa angkutan pada kondisi lebaran dimanfaatkan oleh operator kapal untuk mendapatkan pemasukkan tanpa memikirkan aspek keselamatan.

G. TINDAKAN KOREKTIF
Dari hasil analisis dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
• Jumlah penumpang yang melebihi batas dispensasi bukan faktor utama terbaliknya KM. Acita 03 tetapi merupakan faktor kontributor sedangkan penyebab utamanya adalah bergeraknya sejumlah besar penumpang pada sisi luar kanan kapal. Oleh karena itu perlu adanya kesigapan dari ABK dalam mencegah supaya penumpang tidak bergerak ke bagian sisi kapal yang dapat menyebabkan kapal oleng.
• Keterbatasan jumlah layanan transportasi angkutan laut pada saat itu, memaksa penumpang untuk menggunakan layanan transportasi laut tanpa mempertimbangkan aspek keselamatan. Oleh karena itu pengawasan terhadap penumpang kapal oleh pihak yang berwenang harus lebih rinci sehingga dapat di ketahui apakah kapal tersebut melebihi dari batas maksimal dispensasi atau tidak
• Desain akomodasi penumpang memungkinkan adanya penambahan jumlah penumpang dari batas yang telah ditentukan.
• Faktor kedisiplinan penumpang juga berperan dalam terjadinya kecelakaan yang terlihat pada tidak dihiraukannya peringatan dari awak kapal. Oleh karena itu sering di adakan penyuluhan/pemberitahuan/pengumuman kepada para penumpang agar penumpang sadar akan setiap bahaya yang mengancam



3. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa terbaliknya KM. Acita 03 di sebabkan oleh :
Menurunnya stabilitas kapal akibat bergeraknya sejumlah penumpang ke sisi luar kanan kapal sehingga mengakibatkan momen miring kapal semakin besar dan melebihi momen penegak kapal sehingga kapal terbalik. Faktor kontribusi yang secara tidak langsung berperan terhadap kecelakaan ini adalah sebagai berikut:
a. Jumlah penumpang yang melebihi batas dispensasi yang disebabkan oleh Lemahnya pengawasan pihak regulator terhadap proses keberangkatan kapal, sehingga menyebabkan jumlah penumpang melebihi dispensasi yang diberikan. Selain itu juga kondisi arus balik lebaran dan terbatasnya sarana transportasi antara P. Tomia- Baubau menyebabkan para penumpang yang akan kembali ke tempat kerja memaksa ikut ke kapal ini.
b. Kontrol awak kapal terhadap penumpang tidak dapat dilaksanakan, dikarenakan kurangnya kemampuan awak kapal ditinjau dari sertifikat kompetensi yang dimilikinya.
c. Kurangnya disiplin dan pengetahuan penumpang terhadap sistem keselamatan di atas kapal sehingga menyebabkan bergeraknya sebagian penumpang ke salah satu sisi kapal dan atap kapal.
d. Jika dilihat dari sisi komersial, daya beli masyarakat di wilayah tersebut masih sangat rendah. Sehingga apabila di wilayah tersebut dioperasikan kapal yang tingkat pelayanan dan keselamatannya memadai maka tidak akan mampu untuk menggunakannya. Adanya lonjakan permintaan jasa angkutan pada kondisi lebaran dimanfaatkan oleh operator kapal untuk mendapatkan pemasukkan tanpa memikirkan aspek keselamatan.

B. REKOMENDASI

1. DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

a. Kapal-kapal rakyat yang mengangkut penumpang :
• Konstruksi atap bangunan atas dimodifikasi menjadi rangka ringan bertutup terpal sehingga tidak mungkin untuk dinaiki penumpang.
b. Pemberian peringatan kepada petugas/pejabat pengawas kapal di pelabuhan pemberangkatan dan/atau pelabuhan pengeluaran sertifikat-sertifikat kapal yang menyalahi aturan keselamatan (pada kasus ini kapal tidak memiliki sertifikat keselamatan radio).
c. Pendelegasian kewenangan kepada aparat daerah untuk membantu pengawasan operasional kapal-kapal pelayaran rakyat bilamana wilayah tersebut tidak terjangkau oleh pengawas di pelabuhan terdekat.
d. Perlu dilakukan kajian mengenai prototipe kapal-kapal rakyat yang mengangkut penumpang dan barang yang laik beroperasi di wilayah-wilayah setempat. Dari hasil investigasi, diketahui bahwa ketinggian geladak antara diatas geladak utama hanya 1,2 m, sehingga tidak layak untuk mengangkut penumpang dan penumpang cenderung untuk berada di geladak atasnya

2. KANTOR PELABUHAN
Sosialisasi disiplin keselamatan kepada pengguna jasa angkutan kapal-kapal rakyat khususnya mengenai kedisiplinan pergerakan penumpang di atas kapal (mengumpul di salah satu sisi kapal pada saat kapal berlayar).

3. MANAJEMEN/OPERATOR KAPAL PELAYARAN RAKYAT
Perlunya sosialisasi kepada para awak kapal pelayaran rakyat mengenai tata cara pemuatan penumpang/barang bawaan yang memenuhi ketentuan keselamatan kepada penumpang.






Daftar Pustaka


http://www.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/Draft_Laporan_Akhir_KM_Acita03.pdf

Kusminanti.Y.2007. Bahan Kuliah Dasar Keselamatan. Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. FKM UI. Depok

Syaaf.S.R.2007. Human Behavior. Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. FKM UI. Depok

Di Posting Oleh : Dorin Mutoif, Poltekkes Depkes Yogyakarta Jurusan Kesehatan lingkungan Occupational Health and Safety, University of Indonesia Munggu, Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah